Panggilan sebagai Nabi: Penyeru Kebenaran
Bagaimana dengan peran orang Kristen sebagai nabi jika dikaitkan dengan panggilan para hamba untuk menjalankan usaha Sang Tuan? Kedua hamba yang pertama menerjemahkan perintah tuannya dengan tepat. Mereka segera menjalankan uang yang dipercayakan (Mat. 25:16) karena mereka tahu bahwa tuannya mempercayakan tanggung jawab yang besar sekaligus hak istimewa kepada mereka dengan resiko jika mereka tidak menjalankan dengan baik, maka ada kemungkinan uang yang dipercayakan bukan bertambah, tapi malah berkurang. Ada pengertian akan urgensi pada diri kedua hamba tersebut karena mereka tidak tahu kapan tuannya akan pulang dan meminta pertanggungjawaban, sehingga mereka harus siap setiap saat. Rasa keterdesakan ini membuat mereka rajin dalam menjalankan tugas mengembangkan talenta. Mereka sadar tuannya begitu mengasihi mereka dan ingin mereka bertumbuh dalam kemampuan mengelola apa yang dititipkan, sehingga mereka bekerja berani berjuang sepenuh hati karena tahu bahwa mereka berbagian dalam tujuan mulia yang dicanangkan tuannya. Bandingkan dengan pemahaman hamba yang terakhir. Dia tidak mengenal tuannya dengan baik sehingga tidak bisa memandang apa yang diperintahkan sebagai tujuan yang mulia. Dia bahkan menuduh tuannya kejam karena menuntut tanggung jawab yang begitu besar, yang tidak mampu untuk dia jalankan, yang melihat tuannya hanya sebagai seorang atasan yang memeras tenaga hambanya hanya untuk keuntungan pribadi (Mat. 25:24).
Demikianlah seharusnya seorang Kristen yang menjalankan jabatan sebagai nabi dalam menyerukan kebenaran firman berdasarkan pengertian yang tepat dan pengenalan yang dalam akan Kristus. Belajar, bermeditasi mengintegrasikan kebenaran firman Tuhan dengan kehidupan yang dia jalani, dan melakukannya, adalah tindakan orang Kristen sebagai nabi penyeru kebenaran.
Seorang dokter kandungan Kristen yang sadar akan perannya sebagai nabi akan menyerukan advokasi mengenai ketidaksetujuannya terhadap aborsi, mempertimbangkan, dan mengambil keputusan yang tepat ketika dihadapkan pada situasi sulit harus memilih antara menyelamatkan sang ibu atau bayi ketika ada komplikasi dalam proses persalinan dan menasehati dan memberikan dorongan bagi ibu yang akan melahirkan melalui proses persalinan alami karena Kristus memberikan beban yang akan mampu ditanggung oleh hamba-Nya. Dia juga sadar bahwa akan ada banyak penentang kebenaran menyerangnya karena cara pandang manusia sudah jatuh ke dalam dosa. Penentangnya bisa dari pemerintah melalui peraturan yang melegalkan aborsi, dari lingkungan sosial yang mendiskriminasi sikapnya yang menolak permintaan untuk menggugurkan kandungan pasien yang datang ke kliniknya, atau bahkan dari keluarga pasien karena perbedaan pandangan mengenai keputusan sulit yang dia ambil dalam situasi komplikasi persalinan. Di saat yang bersamaan, dia akan mendapatkan kekuatan yang besar untuk menghadapi semua ini karena dia sadar dengan penuh bahwa ketika di akhir zaman nanti, dia menang, menuai panen dari jerih lelahnya, dan memiliki pengertian yang disempurnakan Kristus.
Aplikasi
Ulasan di atas tentunya baru sebagian kecil dari contoh-contoh bagaimana seharusnya seorang Kristen bersikap dalam bidang pekerjaan yang Kristus percayakan. Cara pandang bahwa Kristus, yang diurapi oleh Bapa melalui Roh Kudus, mengurapi setiap orang Kristen untuk menjadi raja (sang pengusaha kehidupan), imam (sang pelayan Kristus), dan nabi (sang penyeru kebenaran) yang berjalan dalam kisah narasi penciptaan – kejatuhan – penebusan – penyempurnaan sepanjang hidupnya. Cara pandang yang menyeluruh ini kemudian tentunya diiringi dengan sikap hati seorang hamba yang taat menjalankan perintah tuannya dengan sukacita, sukarela, dan bersungguh-sungguh, serta diikuti oleh totalitas tindakan nyata yang ditunjukkan ketika bekerja, menjadi garam dan terang bagi dunia.
Kristus, yang diurapi oleh Bapa melalui Roh Kudus, mengurapi setiap orang Kristen untuk menjadi raja (sang pengusaha kehidupan), imam (sang pelayan Kristus), dan nabi (sang penyeru kebenaran) yang berjalan dalam kisah narasi penciptaan – kejatuhan – penebusan – penyempurnaan sepanjang hidupnya
Kiranya Allah Tritunggal memberikan kekuatan kepada setiap tenaga profesional untuk senantiasa berjuang dalam bidang yang dipercayakan, sehingga pada akhirnya Tuhan berkata: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba-Ku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan Tuanmu.” Soli Deo Gloria. Segala kemuliaan hanya bagi Allah Tritunggal.
Oleh: AW
Image source: Unsplash