Catatan Kekuatiranku – Coronavirus

Catatan Kekuatiranku – Coronavirus

Halo Teman-teman,

Apa kabarnya semua? Semoga sehat selalu dalam lindungan Tuhan kita, Yesus Kristus.

Di tengah pandemi Corona Virus atau Covid-19 yang sedang dihadapi oleh dunia ini, kita pasti mempunyai perasaan kuatir dan takut. Kita kuatir kalau diri kita atau keluarga mungkin bisa terkena virus itu. Kita bertanya-tanya, “Kapan sih virus ini akan berakhir?”, “Pekerjaan saya aman tidak ya?”, “Bagaimana dengan nasib keluarga saya?”. Saya pribadi juga merasakannya. Kalau boleh jujur bukan hanya di saat sekarang yang juga dirasakan oleh begitu banyak orang, tapi juga di waktu-waktu yang sudah berlalu di dalam hidup saya. Jadi melalui tulisan ini, saya mau berbagi kepada teman-teman apa yang telah menguatkan saya di saat-saat sulit. Berkat rohani ini saya dapatkan setelah mendengar renungan-renungan melalui program radio (podcast) Kristen “Revive Our Hearts” yang dipandu oleh Nancy Leigh deMoss. Beliau juga menulis banyak buku-buku Kristen yang menjadi berkat bagi banyak orang. Kalau kalian mau tahu lebih lagi tentang Nancy, silakan google sendiri ya.

Apa sih kuatir itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sih artinya “takut (gelisah, cemas) terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti”. Rasa kuatir adalah perasaan alami yang bisa dirasakan oleh setiap orang. Tapi, bagaimana kita sebagai orang yang mengaku Kristen harus menyikapinya? Tuhan tahu kalau kita pasti bisa merasakan si rasa kuatir ini, maka Dia menyediakan begitu banyak ayat di Alkitab yang dapat menguatkan kita untuk tidak kuatir. Tapi mungkin ada yang berpikir: “Ah, masa sih cuma dengan membaca suatu ayat kemudian rasa kuatir saya bisa hilang?”  Coba dibaca dulu penjelasan saya di bawah ini.

Di saat yang sulit, lihatlah ke atas

Teman-teman, saya seringkali jatuh di dalam hal ini. Kalau saya sedang mengalami hal yang susah, saya langsung berpikir di dalam kepala saya, bagaimana untuk menyelesaikan masalah itu secepatnya. Kalau sudah lama mikir tapi belum dapat juga jalan keluarnya, saya segera mencari keluarga atau teman-teman saya atau siapa pun saja yang saya percaya untuk memberitahukan masalah yang sedang saya hadapi.  Saya berharap agar mereka bisa memberi jalan keluar yang instan agar hati saya bisa segera merasa nyaman dan berkata, “Syukurlah sudah selesai masalahnya.” Dari dua hal ini apa yang bisa teman-teman lihat? Ya, saya tidak mencari Tuhan terlebih dahulu. Saya bergantung kepada diri saya sendiri, sama keluarga atau teman-teman, bukan Tuhan. Loh, memangnya tidak boleh meminta pendapat dari orang lain? Tentu saja boleh, tapi terlebih dahulu dari semuanya, lihatlah ke atas. Cari wajah Tuhan, mendekat kepada-Nya di dalam doa. Ceritakan apa yang menggelisahkan hati kita, tanya Tuhan apa yang harus kita lakukan, dan mintalah pimpinan-Nya agar kita boleh mendapat jalan keluar yang seturut dengan kehendak-Nya. “Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah” (Mazmur 62:3).

Tuhan kita adalah Tuhan yang setia

Sejak saya lahir sampai sekarang ini Tuhan selalu menyertai, menjagai, melindungi, memberi kesehatan dan mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidup saya tanpa pernah gagal satu kali pun. Meski saya tidak terlahir dari keluarga yang kaya, tapi saya dapat menyelesaikan studi saya sampai jenjang sarjana dan mempunyai pekerjaan yang baik, itu semua adalah berkat dari kasih setia Tuhan. Kalian tahu tidak? Dia juga Tuhan yang sama yang berjanji kepada Abraham untuk menjadikan keturunannya bangsa yang besar melalui Ishak anak yang dilahirkan Sara pada usia lanjut. Yang memberkati Yakub dan keturunannya dan berjanji untuk menyertai dan melindungi Yakub kemana pun dia pergi.  Yang melindungi bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan di Mesir, yang memilih Daud menjadi raja atas bangsa Israel dan masih banyak lagi. Lihatlah, Allah selalu setia pada janji-Nya. Manusia bisa berubah, namun Tuhan kita tidak akan pernah berubah. “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya” (Ibrani 13:8).

Dia adalah Gembala yang baik

Teman-teman, percayakan hidupmu dipimpin oleh Tuhan. Seperti seorang gembala yang berdiri di depan kawanan domba-dombanya dan berjalan melintasi padang rumput, yang dengan siaga menggunakan gada dan tongkatnya untuk melindungi domba-dombanya dari bahaya yang mengancam (Mazmur 23:1-4). Tuhan menyertai orang-orang yang sungguh-sungguh adalah anak-Nya, kita tidak hidup sendirian di dunia ini. Betul kita tidak bisa melihat Tuhan dengan mata jasmani, tapi Dia ada, itu adalah fakta dan pekerjaan-Nya nyata di dalam hidup kita. Tuhan bekerja melalui orang-orang yang berada di sekeliling kita untuk menjadi saluran berkat Tuhan, melindungi kita dari yang jahat, memberi penghiburan di saat yang susah dan memberi nasihat atau peringatan. Tuhan sumber dari segala berkat dan penghiburan.

“Percayakan hidupmu dipimpin oleh Tuhan”

Berpuas hatilah atas berkat-berkat Tuhan

Jangan kamu kuatir, burung di udara Dia p’lihara
Jangan kamu kuatir, bunga di padang Dia hiasi
Jangan kamu kuatir, apa yang kau makan minum pakai
Jangan kamu kuatir, Bapa di surga mem’lihara

Masih ingat lagu ini? Saya yakin banyak yang tahu dan bahkan suka menyanyikannya. Tapi bagaimana dengan arti di dalamnya? Apakah sudah direnungkan dan diaplikasikan di dalam hidup sehari-hari? Mungkin lebih mudah untuk hanya menyanyikannya ya teman-teman? Seringkali saya juga seperti itu.

Tuhan kita itu Mahatahu. Tidak perlu kita kasih tahu pun, Dia sudah tahu apa saja kebutuhan hidup kita. Eits, sebentar. Kebutuhan, ini adalah kata yang penting. Menurut KBBI artinya adalah “Yang dibutuhkan atau diperlukan”, bukan apa yang kita mau atau inginkan. Oh iya, biasanya nih, apa yang kita mau atau inginkan itu adalah keperluan yang sekunder atau tertier bukan primer, bukan kebutuhan hidup sehari-hari. Coba cek di dalam diri masing-masing, apakah selama ini kita lebih sering meminta yang kita butuhkan atau yang kita mau? Jadi sekali lagi, Tuhan tahu apa yang kita butuhkan, Tuhan berjanji akan memenuhi kebutuhan setiap anak-anak-Nya.

Di dalam doa Bapa Kami, Tuhan mengajarkan agar kita meminta berkat makanan yang secukupnya untuk hari ini. Tuhan tidak berkata, “Berikanlah kami makanan kami untuk satu tahun ke depan.” Apa maksud Tuhan di sini? Dia sesungguhnya berkata, “Bergantunglah kepada-Ku setiap saat. Percayalah kalau Aku sanggup untuk mencukupi kebutuhanmu hari demi hari dan Aku tidak mungkin gagal.” Tuhan ingin mempunyai relasi yang dekat dengan setiap dari anak-anak-Nya, maka Dia mau agar setiap hari kita mendekat kepada-Nya, mengeluarkan isi hati dan permohonan kita di dalam doa. Relasi yang dekat akan semakin mempertumbuhkan iman kita kepada-Nya. Maukah teman-teman?

Apapun yang membuat kita membutuhkan Tuhan adalah suatu berkat

Ketika saya tengah menghadapi suatu pergumulan yang berat mengenai pekerjaan, saya merasa seperti jalan di depan saya gelap dan tidak berujung, kalau istilah kerennya “There is no light at the end of the tunnel”. Saya sudah mencoba untuk mencari jalan keluar dengan segala kemampuan dan nalar manusia saya, yang ternyata sangat terbatas. Sudah tanya sana-sini untuk pendapat, nasihat, atau apapun itu yang saya pikir bisa membantu dan memberi kelegaan. Tapi tetap tidak bisa.  Kemudian Tuhan menyadarkan saya melalui Roh Kudus-Nya yang bekerja di hati saya. “Datanglah pada-Ku, hanya Aku yang mampu memberikan kelegaan itu kepadamu.” Saya kemudian berlutut dan berdoa, “Tuhan, saya tidak mampu untuk menanggung masalah ini dengan kekuatan saya, saya serahkan semuanya kepada-Mu. Kiranya Engkau berbelas kasihan dan memberi saya kelegaan.” “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan” (Matius 11:29-30).

Apakah Tuhan menjawab doa saya seketika itu juga? Tidak teman-teman. Waktu Tuhan tidak sama dengan waktu saya. Sampai hari ini saya tetap menunggu jawaban atas doa itu. Dia ingin saya bersabar dan menanti bersama dengan-Nya. Dan melalui pergumulan ini Tuhan memberi berkat luar biasa yaitu kesadaran bahwa saya membutuhkan Dia, “I need Him”. Bahwa saya tidak mampu menanggung masalah dengan kemampuan diri saya sendiri, tapi hanya Tuhan yang mampu. Biarkan Tuhan yang menyelesaikan masalah-masalah itu, Dia Mahakuasa. Yang penting kita mau taat kerjakan bagian kita.

Di saat yang sulit, perhatikanlah orang lain

Teman-teman, pada dasarnya kita adalah makhluk berdosa yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. Meski pergumulan kita sendiri berat tapi Tuhan ingin agar kita tidak hanya memikirkan diri kita namun juga orang lain. Ayo, minta kepada Tuhan agar kita mempunyai hati yang peka untuk merasakan pergumulan yang sedang dialami oleh orang-orang di sekitar kita. “Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” (Filipi 2:4). Bagaimana caranya? Berdoalah untuk mereka, terus kalian bisa kirim pesan melalui sms atau whatsapp, “Halo, cuma mau bilang kalau saya mendoakan kamu dan masalahmu.” Kalau kamu terbeban lebih untuk membantu orang tersebut, lakukanlah. Hal-hal yang mungkin kita anggap kecil bisa dipakai Tuhan untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Penutup

Sampai juga nih di akhir sharing saya, saya mendorong agar teman-teman tidak kuatir akan apapun, serahkan semuanya kepada Tuhan, Dia lebih besar dari segala masalah kita. Berdoalah, kasih tahu Tuhan apa yang kita butuhkan dan jangan lupa untuk mengucap syukur atas jawaban yang Ia berikan. Kalau kalian melakukan hal ini, maka percayalah damai sejahtera Tuhan yang melebihi akal budi dan pengertian kita akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus (Filipi 4:6-7).

Oleh: SH

Image source: Unsplash
Oleh:

Quote of the day

Kasih Allah dimanifestasikan dengan cemerlang dalam kasih karunia-Nya kepada orang-orang berdosa yang tidak layak. Dan itulah tepatnya rahmat: kasih Allah mengalir dengan bebas bagi yang tidak menyenangkan.

A. W. Tozer