Pandangan kita terhadap konsep waktu

"Pak, bicara tentang konsep waktu, bagaimana pandangan kita sebagai orang Kristen terhadap konsep waktu?"

Oh, tema tentang waktu itu tema yang sangat-sangat besar, dalam, dan sangat sulit, dan ini kita tidak mungkin bisa membahasnya dalam beberapa menit, tetapi saya akan masuk ke dalam Mazmur pasal 90, dan ini pun akan menjadi eksposisi yang panjang lebar, tapi saya hanya akan berbicara berkenaan secara sederhana mengenai waktu di dalam aplikasi yang kita semua akan bisa lakukan.

Pertama, kita harus sadar bahwa waktu itu cepat.

Kedua, kita harus sadar bahwa waktu itu hanya satu kali diberikan Tuhan kepada kita.

Ketiga, kita harus sadar bahwa ujung daripada waktu yang kita miliki adalah penghakiman.

Waktu itu cepat. Waktu itu cuma satu kali. Waktu itu setelah kita selesai maka akan dihakimi.

Maka dengan mengerti 3 hal ini saja kita harus hati-hati untuk menggunakan waktu. Kalau saudara-saudara melihat, membaca buku-buku biografi, autobiografi orang-orang yang sungguh-sungguh Tuhan pakai, ada satu kesamaan daripada mereka. Dan saya menemukan satu kesamaan daripada mereka adalah mereka selalu berpikir bahwa waktu yang mereka miliki tidak lama lagi. Selalu itu ada. Jadi, selalu mereka itu menyadari waktu itu rasa tidak lama lagi mereka akan mati, tidak lama lagi mereka akan selesai, tidak lama lagi mereka akan berpulang kepada Tuhan. Itulah sebabnya mereka memiliki hal seperti itu di dalam dirinya, membuat mereka itu kerja keras, membuat mereka itu kerja sungguh-sungguh, membuat mereka itu menjauhkan diri daripada dosa, membuat mereka itu berlaku sungguh-sungguh jujur, bisa dipercaya, dan berbuat banyak, sebanyak-banyaknya bagi Tuhan,  meskipun pada akhirnya nanti ternyata mereka memiliki umur misalnya 80 tahun, 90 tahun. Tetapi sejak bahkan mereka umur 25 tahun, mereka berpikir mungkin waktu mereka tinggal 1 hari atau 2 hari.

Mereka bukan menakut-nakuti diri, tetapi Roh Kudus bekerja di dalam diri mereka, membuat mereka sadar bahwa waktu itu cepat, satu kali, dan akan dihakimi oleh Allah. Nah, Saudara-saudara, kalau saudara-saudara makin saudara bertambah umur, tepatnya berkurang umurnya, makin kita itu menjadi tua, makin kita akan menyadari ketiga kalimat ini itu sungguh-sungguh terjadi: waktu itu adalah cepat, waktu itu hanya satu kali, tidak pernah bisa kembali, dan waktu itu akan dihakimi, sehingga kita makin lama makin tua, kenapa orang tua makin bijak? Adalah karena mereka tahu waktunya sedikit. Tetapi adalah alangkah baiknya jikalau saudara-saudara sejak dari muda mendidik diri bahwa waktu itu cepat, satu kali tidak kembali, dan akan dihakimi, itu sejak muda, maka kita akan mengerjakan banyak pekerjaan-pekerjaan yang berharga dan kita tidak membuang umur kita.

 

Self Talk – Sehat atau ga ya?

Helen: Hi rekan-rekan Pelita. Selamat bergabung kembali dengan podcast ngobrol bareng Pelita bersama saya Helen. Kali ini kita akan ngobrol bareng dengan Vikaris Sariwati.
Selamat datang Ibu Sari. 

Ibu Sari: Hallo Helen, apa kabar? 

Helen: Baik, Bu ini banyak banget pertanyaan-pertanyaan, yang kita pingin tanyain ke Ibu Sari, jadi Ibu jangan bosan-bosan ya kita undang ke podcast kita. Bu, kali ini kita mau ngobrol bareng tentang satu tema yaitu suara hati, atau self-talk. Nah kita kan sering dengar, orang bilang, “Suara hati saya bilang saya ga bisa.” Atau suara hati bilang, “Iihh..kok orang ini nyebelin banget sih.” Atau malah tiba-tiba suara hati bilang, ”Eh tadi kompor udah dimatiin belum ya?”

Nah..pokoknya hampir setiap saat ada suara hati kita aktif gitu. Kecuali mungkin pas tidur kali ya ibu Sari. Nah self-talk itu apa sih Bu Sari ? 

Ibu Sari: Iya Helen, ini satu pemikiran yang baik sekali. Maksudnya ini sesuatu yang perlu kita renungkan. Nah self-talk itu bisa juga dimengerti sebagai suara hati dan itu adalah satu kemampuan yang Tuhan berikan pada manusia, sebagai bagian dari proses berpikir. Dan bisa dimengerti juga sebagai suara dialog di dalam hati.

Jadi ada proses berpikir dalam kalimat-kalimat, yaitu diri berbicara dengan diri sendiri, dan ini menarik sekali ya. Dan self-talk ini adalah biasanya juga berisi tadi pikiran dan kalimat-kalimat yang muncul, dan juga sebagai satu pertimbangan sebelum atau kalimat-kalimat di dalam diri seseorang, sebelum dia keluar menjadi kalimat melalui bibirnya dia. Dan biasanya self-talk ini juga sebagai respon pada lingkungan yang tadi Helen kasih contoh ya. Ketika teringat sesuatu, “oh..uda dimatiin belum kompor?” “Oh kenapa orang itu pake baju itu?” Dan sebenarnya dalam satu hari, kalau kita boleh perhatikan pada diri kita sendiri, ada ribuan bahkan jutaan kata yang muncul tuh dalam pikiran kita. Sehingga melalui self-talk ini kalo kita mau amati, kita bisa mengenal siapa diri kita sendiri, bagaimana kita berpikir melalui self-talk ini.

Helen: Ok, jadi self-talk itu proses bicara sama diri sendiri, ya bu ya. Kalau gitu apa sih signifikansi self-talk

Ibu Sari: Iya, jadi self-talk ini ada dalam diri. Manusia adalah satu-satunya ciptaan Tuhan, yang Tuhan berikan dimana manusia diciptakandi dalam gambar dan rupa Allah dan ini adalah satu kemampuan yang Tuhan berikan di dalam diri manusia untuk berpikir. Proses berpikir ini ada di dalam bentuk perkataan-perkataan dalam diri seseorang. Ciptaan lain tidak ada, tidak punya kemampuan ini. Jadi kemampuan ini Tuhan berikan untuk memikirkan, bukan saja apa yang ada di dunia ini, namun juga merenungkan dan memikirkan hal-hal yang kekal yang Tuhan mau. Manusia memakai akal budi ini untuk berelasi juga dengan Tuhan.

Helen: Jadi signifikan sekali ya bu.

Ibu Sari: Ya iya..sangat signifikan juga, dan self-talk ini juga sebenarnya juga ya Helen, itu boleh diamati untuk boleh mengenali pribadi seseorang itu sehat atau tidak sehat. Maksudnya begini, seseorang yang sehat pribadinya maka self-talk yang ada di dalam diri dia itu adalah berkaitan dengan realita kehidupan yang dia hadapi. Misalnya, seorang anak yang sedang konflik dengan orang tua, ketika itu terjadi maka anak ini akan memakai proses berpikir dan dialog di dalam dirinya itu untuk memikirkan atau memproses apa sih sebenarnya terjadi? Kenapa saya konflik dengan orang tua saya? Kenapa orang tua saya marah ? Dan bagaimana solusi ini bisa dipikirkan?

Tapi kalau pribadi anak ini tidak sehat, maka anak ini akan menolak secara tidak sadar bahwa itu menjadi masalah dia; dia akan berandai-andai. Andainya, seandainya saya punya orang tua lebih baik, seandainya saya mempunyai orang tua mengerti, seandainya orang tua saya seperti orang tua teman saya. Jadi, tidak berkaitan dengan realita yang dia hadapi, seperti itu. Jadi melalui self-talk ini juga, kita bisa melihat kepribadian seseorang itu sehat atau tidak. Kalau dia sehat, dia akan mampu menghadapi realitas yang ada dan memproses apa yang dialami dalam self-talk. Tetapi kalau tidak sehat, maka self-talk itu akan lebih mengarah kepada suatu fantasi, dan menghindari dari realita hidup. 

Jadi pribadi itu akan sulit sekali bertumbuh karena menolak untuk dealing atau menyingkapi realita yang ada. Selalu berpikir berandai-andai. Begitu ya, saya lanjut kan ya. Self-talk ini juga bisa dilihat sebagai satu wadah dimana orang itu menjadi unsur pembentukan karakter pribadi, maksudnya apa? Maksudnya adalah ketika seseorang mengalami satu kesulitan dalam hidup dia, tantangan-tantangan yang ada, Nah kalimat-kalimat apa yang dia katakan kepada dirinya sendiri? Apakah itu kalimat yang berisi sesuatu hal yang positif? Artinya mendorong dia untuk berjuang atau kalimat yang sangat membuat dirinya pesimis. Itu akan mempengaruhi pembentukan karakter pribadi seseorang.

Misalnya di dalam satu Seminar Krisis Masa Muda dan Pembentukan Karakter oleh Pdt. Stephen Tong. Jadi kalau saudara ada di YouTube itu yang bagian ke 15 maka self-talk ini mempengaruhi pembentukan karakter. Saya kutip Pak Tong mengatakan di dalam seminar itu : Ini kalimat penting ya! Waktu kamu mengalami sesuatu lalu kamu bicara pada dirimu sendiri, apa yang kau bicarakan pada dirimu sendiri (ini adalah self-talk), sangat mempengaruhi pembentukan karaktermu di dalam proses hidupmu selanjutnya. Jadi ini sesuatu yang perlu dipikirkan, perlu dicermati. Sebaliknya kalau seorang yang tidak sehat, maka dia isi self-talk itu berisi self pity, selalu mengasihani diri sendiri diri dan selalu melihat hidup ini terlalu sulit. Jadi itu dua arah yang berbeda sekali.

Helen: Wah bu, kalau self-talk itu ada yang negatif dan positif? Apa self-talk itu bisa dikendalikan bu? Apakah kerohanian itu mempengaruhi self-talk seseorang? 

Ibu Sari: Ya Helen. Jadi sebenarnya self-talk itu bukan dikendalikan seperti apa ya. Tetapi di dalam kehidupan rohani kita sebagai anak Tuhan itu ada satu proses yang dinamakan proses pengudusan. Nah di sinilah, Tuhan itu mau kita dikuduskan dalam semua aspek kehidupan kita, termasuk self-talk ini. Jadi di Roma 12:2 mengatakan bahwa: Perbaharuan akal budimu. Ini masuk ke sini, proses berpikir. Jadi self-talk ini juga perlu dikuduskan supaya self-talk, proses berpikir kita sebagai anak Tuhan itu boleh dipakai untuk merenungkan firman, juga berdoa kepada Tuhan dan memikirkan pekerjaan Tuhan di tengah dunia ini.

Pertanyaan selanjutnya apakah kerohanian mempengaruhi self-talk? Itu sangat-sangat mempengaruhi sekali. Jadi ada beberapa contoh di dalam Alkitab, self-talk ini dimengerti berkata di dalam hatinya. Jadi iman sebenarnya yang Tuhan anugerahkan di dalam diri kita itu juga bekerja di dalam self-talk. Jadi iman bekerja untuk misalnya dalam Matius 5:28, satu cerita peristiwa dimana seseorang perempuan yang sudah sakit pendarahan selama dua belas tahun. Dan di tengah kerumunan orang banyak, ketika Yesus mengajar di tengah orang-orang banyak, maka perempuan itu mengejar kesembuhan dari Tuhan dan di dalam hatinya dia berkata, “Asalku jamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Dan betul, ketika perempuan itu menjamah jubah Kristus, maka dia menjadi sembuh.

Jadi self-talk ini menjadi satu tempat di mana manusia itu boleh melatih imannya, memikirkan kebenaran firman Tuhan, merenungkannya dan memikirkan apa yang baik bagi Tuhan. Juga menarik sekali, dalam Yohanes 5:42, dituliskan disitu bahwa: Tuhan tahu di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih kepada Allah. Jadi Tuhan melihat apa yang kita pikirkan, apa yang kita katakan dalam self-talk kita. Sehingga kita perlu menyadari sebagai anak Tuhan, proses pengudusan yang kita alami atau kita jalani setelah kita menerima Kristus sebagai Juruselamat itu bukan sesuatu perubahan perilaku. Yang tadinya tidak ke gereja jadi pergi ke gereja, yang tadinya tidak melayani jadi melayani. Bukan itu! Tetapi pembaharuan itu Tuhan kerjakan, Roh kudus kerjakan dari dalam melalui dari dalam, self-talk ini sendiri.

Selanjutnya juga ternyata Alkitab juga mencatat bahwa di dalam Yohanes 13:2 itu dicatat seperti ini : Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot. Jadi jelas dalam bagian ini bahwa self-talk itu menjadi satu tempat dimana terjadi satu peperangan rohani. Jadi hal-hal yang jahat, si jahat itu juga bekerja memasukkan pikiran-pikiran yang jahat kepada anak-anak manusia. Sehingga di dalam self-talk itu kita menjadi satu tempat bergumul antara kita mau taat kepada kebenaran firman atau kita mengikuti hal-hal yang jahat di dalam diri kita, maupun bisikan dari luar. Begitu juga di dalam pergumulan sebagai anak Tuhan, apakah kita mau mengisi self-talk kita menjadi satu tempat kita merenungkan firman atau kita membiarkan self-talk kita terbuka untuk dunia memasukkan konsep-konsep dunia yang bertentangan dengan apa yang Tuhan ajarkan kepada kita.

Helen: Ok, pertanyaan terakhir Bu Sari. Positif self-talk itu sama ga sih sama positive thinking?

Ibu Sari: Sangat berbeda sekali ya Helen, karena positive thinking itu spiritnya adalah berusaha memikirkan hal-hal yang positif dari luar. Jadi berusaha memikirkan kalimat-kalimat yang baik, yang benar, supaya kita bisa, merubah self-talk yang negatif jadi positif, tetapi self-talk yang kita bicarakan disini adalah di dalam konteks pengudusan. Sehingga perubahan di dalam arah self-talk kepada hal kebenaran itu adalah karya Roh Kudus. Bukan cara manusia supaya orang itu berpikiran positif, maka hidupnya jadi lebih baik. Itu menjadi suatu perubahan mungkin bisa berhasil tetapi itu sementara sekali dan itu sangat superficial, jadi hanya di permukaan saja.

Tetapi apa yang Roh Kudus kerjakan, yaitu pembaharuan akal budi. Adalah satu perubahan di dalam isi self-talk, yang tadinya berisi secara alamiah adalah hal-hal yang berdosa, hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Tetapi Roh Kudus bertahta di dalam hati nurani manusia dan juga menguduskan self-talk itu dengan kebenaran Firman Tuhan. Dengan merenungkan janji Tuhan dan tentu saja di dalam ketaatan kita sebagai anak Tuhan, dan disitulah ada satu perubahan yang sejati dan permanen. Sehingga hidup manusia yang tadinya sia-sia di luar Kristus, akan menjadi hidup yang Tuhan pakai untuk menyatakan pekerjaan Tuhan dan kemuliaan Tuhan di tengah dunia ini. 

Helen: Wah.. self-talk ini ternyata serius sekali ya bu ya. Karena ini adalah hal yang sangat tersembunyi di dalam diri seseorang dan kalau tidak diarahkan maka kita yang muda-muda ini pasti banyak jatuh dalam jebakan dosa. Nah.. Bu Sari, sebelum kita akhiri ngobrol bareng Pelita kita kali ini apa ada hal yang Ibu Sari sampaikan ke rekan-rekan Pelita di rumah ? 

Ibu Sari: Ya Helen, self-talk ini sangat penting sekali untuk kita sadari karena kalau tidak itu akan berbahaya sekali. Tanpa sadar sebenarnya, yang tadi saya katakan bahwa si jahat juga bisa memasukkan atau membisikkan pikiran-pikiran yang membawa kita jatuh di dalam dosa, begitu. Jadi perlu diingat bahwa Tuhan itu mengetahui apa yang ada di dalam hati manusia. Di Yohanes 2:25 dituliskan : Karena tidak perlu seorang pun memberi kesaksian kepada-Nya, kepada Tuhan tentang manusia, sebab Tuhan tahu apa yang ada di dalam hati manusia. Mengapa ini penting sekali? karena seringkali kita berpikir dan tertipu oleh pikiran itu sendiri. Bahwa karena ini tersembunyi, maka kita pikir orang lain ga tau, dan akhirnya Tuhan juga gak tau apa yang kita pikir, padahal itu tidak benar, begitu ya. 

Jadi berlatihlah dari sekarang, dengan sengaja begitu! Mengamati self-talk yang ada dalam diri saudara, Apakah self-talk itu sehat atau tidak sehat ? Ataukah self-talk itu berisi sesuatu yang membawa kita makin mendekat kepada Tuhan, atau self-talk kita berisi hal-hal yang sebenarnya menjatuhkan diri kita sendiri, berisi keluhan, berisi hal-hal yang self pity misalnya. Lalu sebenarnya Tuhan itu senang sekali kepada anak-anak-Nya yang minta Dia membimbing. Jadi mintalah Tuhan membimbing saudara secara pribadi, untuk berani jujur mengenali, dan mengakui apa yang ada dalam self-talk kita, dan berbalik arah kepada-Nya. Dan isilah self-talk dengan membaca firman Tuhan setiap hari. Mengingat, memikirkan, merenungkan firman Tuhan dan berbicara kepada Tuhan dalam setiap kondisi hati kita. Jadi itu menjadi satu perjalanan Rohani kita bersama Tuhan, setiap saat kita berdoa di dalam self-talk kita kepada Tuhan.

Renungan bagi Kaum Muda: Ketidakpedulian

EGP (emang gue pikirin)?” Sangat umum kita mendengar ungkapan ini dari orang-orang di sekeliling kita.

Udah, nggak usah dipikirin, lakukan aja – hidup kan cuma sekali.” Inilah yang menjadi pegangan banyak orang muda dari jaman ke jaman. Mereka berpikir bahwa apa yang mereka lakukan tidak akan menyebabkan masalah apapun ke depannya. Terlebih lagi, hal yang sudah ada di depan mata, yang sangat menarik hati, menciptakan dorongan kuat untuk mengejarnya, seringkali tanpa dipertimbangkan baik-baik. Toh, yang penting sekarang hidup enak – ada waktunya untuk kerja keras nanti! Namun sebagaimana orang yang terlalu asyik melihat HP dan tidak peduli terhadap sekeliling jatuh ke lubang yang persis di depannya, ketidakpedulian adalah suatu bahaya yang sangat sulit terdeteksi.

Menurut J. C. Ryle, ketidakpedulian adalah sesuatu yang membahayakan, terutama bagi anak muda. Ini dikarenakan sifat acuh tak acuh dan tidak peduli untuk memikirkan matang-matang setiap hal yang akan dilakukan. Ini seringkali terjadi di dalam hidup kita, mulai dari hal-hal yang sederhana, hingga sampai ke hal-hal yang rumit, misalnya memilih pekerjaan hanya karena uang, bermain games, dan jalan-jalan ketimbang belajar dengan keras, memilih pasangan hidup hanya karena penampilan, semuanya hal-hal yang kelihatan sederhana yang mengakibatkan penderitaan bertahun-tahun. Bila hal duniawi diremehkan sedemikian rupa, apalagi hal rohani? Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut (Ams. 16:25). Banyak anak muda mengejar dosa dan berkata, “Aku tidak memikirkan sampai ke sana; itu tidak terlihat seperti dosa, terlihat enak.” Dosa tidak akan datang kepada manusia sambil berkata, “Aku adalah dosa!” Dosa selalu terlihat “baik dan sedap kelihatannya” ketika ia hendak dijalankan (Kej. 3:6).

Oleh karena itulah Firman Tuhan mengajar untuk kita memperhatikan keadaan kita. Ketetapan hati untuk berhenti, berpikir dan mempertimbangkan hal seturut Firman Tuhan sangat penting. Maka dari itu, kita harus memperoleh hikmat dan pengertian (Ams. 4:7) dari sumber hikmat itu, yaitu Allah sendiri, melalui pertolongan Roh Kudus, dalam hati dan pikiran kita dan menjalankannya. Bijaksana untuk menyikapi segala sesuatu dibutuhkan bukan hanya untuk hidup rohani, tetapi hidup dalam dunia ini untuk kebaikan kita.

Mungkin terlintas suatu pikiran yang mengatakan, “Kalau begitu, masa hidup harus bersikap sangat suram dan termenung-menung?” Perlu dipahami, Allah adalah Allah yang ‘bahagia/menyenangkan’, bukan Allah yang dingin, kaku dan membosankan. Di dalam Yesus Kristus, Allah mau membentuk hati kita untuk bijaksana dalam mempertimbangkan apa yang kita lakukan dan ke mana kita berjalan, semua supaya kita bertumbuh dalam sukacita pengenalan akan Dia. Dan lebih daripada itu, Ia mau supaya kita makin berjalan hidup dalam pimpinan-Nya dan menikmati hidup serta diri-Nya senantiasa. Kiranya kita mau untuk dididik dan belajar untuk makin peduli dan berbijaksana dalam hidup di dalam Tuhan.

Oleh: HN

Catatan Kekuatiranku – Coronavirus

Halo Teman-teman,

Apa kabarnya semua? Semoga sehat selalu dalam lindungan Tuhan kita, Yesus Kristus.

Di tengah pandemi Corona Virus atau Covid-19 yang sedang dihadapi oleh dunia ini, kita pasti mempunyai perasaan kuatir dan takut. Kita kuatir kalau diri kita atau keluarga mungkin bisa terkena virus itu. Kita bertanya-tanya, “Kapan sih virus ini akan berakhir?”, “Pekerjaan saya aman tidak ya?”, “Bagaimana dengan nasib keluarga saya?”. Saya pribadi juga merasakannya. Kalau boleh jujur bukan hanya di saat sekarang yang juga dirasakan oleh begitu banyak orang, tapi juga di waktu-waktu yang sudah berlalu di dalam hidup saya. Jadi melalui tulisan ini, saya mau berbagi kepada teman-teman apa yang telah menguatkan saya di saat-saat sulit. Berkat rohani ini saya dapatkan setelah mendengar renungan-renungan melalui program radio (podcast) Kristen “Revive Our Hearts” yang dipandu oleh Nancy Leigh deMoss. Beliau juga menulis banyak buku-buku Kristen yang menjadi berkat bagi banyak orang. Kalau kalian mau tahu lebih lagi tentang Nancy, silakan google sendiri ya.

Apa sih kuatir itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sih artinya “takut (gelisah, cemas) terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti”. Rasa kuatir adalah perasaan alami yang bisa dirasakan oleh setiap orang. Tapi, bagaimana kita sebagai orang yang mengaku Kristen harus menyikapinya? Tuhan tahu kalau kita pasti bisa merasakan si rasa kuatir ini, maka Dia menyediakan begitu banyak ayat di Alkitab yang dapat menguatkan kita untuk tidak kuatir. Tapi mungkin ada yang berpikir: “Ah, masa sih cuma dengan membaca suatu ayat kemudian rasa kuatir saya bisa hilang?”  Coba dibaca dulu penjelasan saya di bawah ini.

Di saat yang sulit, lihatlah ke atas

Teman-teman, saya seringkali jatuh di dalam hal ini. Kalau saya sedang mengalami hal yang susah, saya langsung berpikir di dalam kepala saya, bagaimana untuk menyelesaikan masalah itu secepatnya. Kalau sudah lama mikir tapi belum dapat juga jalan keluarnya, saya segera mencari keluarga atau teman-teman saya atau siapa pun saja yang saya percaya untuk memberitahukan masalah yang sedang saya hadapi.  Saya berharap agar mereka bisa memberi jalan keluar yang instan agar hati saya bisa segera merasa nyaman dan berkata, “Syukurlah sudah selesai masalahnya.” Dari dua hal ini apa yang bisa teman-teman lihat? Ya, saya tidak mencari Tuhan terlebih dahulu. Saya bergantung kepada diri saya sendiri, sama keluarga atau teman-teman, bukan Tuhan. Loh, memangnya tidak boleh meminta pendapat dari orang lain? Tentu saja boleh, tapi terlebih dahulu dari semuanya, lihatlah ke atas. Cari wajah Tuhan, mendekat kepada-Nya di dalam doa. Ceritakan apa yang menggelisahkan hati kita, tanya Tuhan apa yang harus kita lakukan, dan mintalah pimpinan-Nya agar kita boleh mendapat jalan keluar yang seturut dengan kehendak-Nya. “Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah” (Mazmur 62:3).

Tuhan kita adalah Tuhan yang setia

Sejak saya lahir sampai sekarang ini Tuhan selalu menyertai, menjagai, melindungi, memberi kesehatan dan mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidup saya tanpa pernah gagal satu kali pun. Meski saya tidak terlahir dari keluarga yang kaya, tapi saya dapat menyelesaikan studi saya sampai jenjang sarjana dan mempunyai pekerjaan yang baik, itu semua adalah berkat dari kasih setia Tuhan. Kalian tahu tidak? Dia juga Tuhan yang sama yang berjanji kepada Abraham untuk menjadikan keturunannya bangsa yang besar melalui Ishak anak yang dilahirkan Sara pada usia lanjut. Yang memberkati Yakub dan keturunannya dan berjanji untuk menyertai dan melindungi Yakub kemana pun dia pergi.  Yang melindungi bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan di Mesir, yang memilih Daud menjadi raja atas bangsa Israel dan masih banyak lagi. Lihatlah, Allah selalu setia pada janji-Nya. Manusia bisa berubah, namun Tuhan kita tidak akan pernah berubah. “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya” (Ibrani 13:8).

Dia adalah Gembala yang baik

Teman-teman, percayakan hidupmu dipimpin oleh Tuhan. Seperti seorang gembala yang berdiri di depan kawanan domba-dombanya dan berjalan melintasi padang rumput, yang dengan siaga menggunakan gada dan tongkatnya untuk melindungi domba-dombanya dari bahaya yang mengancam (Mazmur 23:1-4). Tuhan menyertai orang-orang yang sungguh-sungguh adalah anak-Nya, kita tidak hidup sendirian di dunia ini. Betul kita tidak bisa melihat Tuhan dengan mata jasmani, tapi Dia ada, itu adalah fakta dan pekerjaan-Nya nyata di dalam hidup kita. Tuhan bekerja melalui orang-orang yang berada di sekeliling kita untuk menjadi saluran berkat Tuhan, melindungi kita dari yang jahat, memberi penghiburan di saat yang susah dan memberi nasihat atau peringatan. Tuhan sumber dari segala berkat dan penghiburan.

“Percayakan hidupmu dipimpin oleh Tuhan”

Berpuas hatilah atas berkat-berkat Tuhan

Jangan kamu kuatir, burung di udara Dia p’lihara
Jangan kamu kuatir, bunga di padang Dia hiasi
Jangan kamu kuatir, apa yang kau makan minum pakai
Jangan kamu kuatir, Bapa di surga mem’lihara

Masih ingat lagu ini? Saya yakin banyak yang tahu dan bahkan suka menyanyikannya. Tapi bagaimana dengan arti di dalamnya? Apakah sudah direnungkan dan diaplikasikan di dalam hidup sehari-hari? Mungkin lebih mudah untuk hanya menyanyikannya ya teman-teman? Seringkali saya juga seperti itu.

Tuhan kita itu Mahatahu. Tidak perlu kita kasih tahu pun, Dia sudah tahu apa saja kebutuhan hidup kita. Eits, sebentar. Kebutuhan, ini adalah kata yang penting. Menurut KBBI artinya adalah “Yang dibutuhkan atau diperlukan”, bukan apa yang kita mau atau inginkan. Oh iya, biasanya nih, apa yang kita mau atau inginkan itu adalah keperluan yang sekunder atau tertier bukan primer, bukan kebutuhan hidup sehari-hari. Coba cek di dalam diri masing-masing, apakah selama ini kita lebih sering meminta yang kita butuhkan atau yang kita mau? Jadi sekali lagi, Tuhan tahu apa yang kita butuhkan, Tuhan berjanji akan memenuhi kebutuhan setiap anak-anak-Nya.

Di dalam doa Bapa Kami, Tuhan mengajarkan agar kita meminta berkat makanan yang secukupnya untuk hari ini. Tuhan tidak berkata, “Berikanlah kami makanan kami untuk satu tahun ke depan.” Apa maksud Tuhan di sini? Dia sesungguhnya berkata, “Bergantunglah kepada-Ku setiap saat. Percayalah kalau Aku sanggup untuk mencukupi kebutuhanmu hari demi hari dan Aku tidak mungkin gagal.” Tuhan ingin mempunyai relasi yang dekat dengan setiap dari anak-anak-Nya, maka Dia mau agar setiap hari kita mendekat kepada-Nya, mengeluarkan isi hati dan permohonan kita di dalam doa. Relasi yang dekat akan semakin mempertumbuhkan iman kita kepada-Nya. Maukah teman-teman?

Apapun yang membuat kita membutuhkan Tuhan adalah suatu berkat

Ketika saya tengah menghadapi suatu pergumulan yang berat mengenai pekerjaan, saya merasa seperti jalan di depan saya gelap dan tidak berujung, kalau istilah kerennya “There is no light at the end of the tunnel”. Saya sudah mencoba untuk mencari jalan keluar dengan segala kemampuan dan nalar manusia saya, yang ternyata sangat terbatas. Sudah tanya sana-sini untuk pendapat, nasihat, atau apapun itu yang saya pikir bisa membantu dan memberi kelegaan. Tapi tetap tidak bisa.  Kemudian Tuhan menyadarkan saya melalui Roh Kudus-Nya yang bekerja di hati saya. “Datanglah pada-Ku, hanya Aku yang mampu memberikan kelegaan itu kepadamu.” Saya kemudian berlutut dan berdoa, “Tuhan, saya tidak mampu untuk menanggung masalah ini dengan kekuatan saya, saya serahkan semuanya kepada-Mu. Kiranya Engkau berbelas kasihan dan memberi saya kelegaan.” “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan” (Matius 11:29-30).

Apakah Tuhan menjawab doa saya seketika itu juga? Tidak teman-teman. Waktu Tuhan tidak sama dengan waktu saya. Sampai hari ini saya tetap menunggu jawaban atas doa itu. Dia ingin saya bersabar dan menanti bersama dengan-Nya. Dan melalui pergumulan ini Tuhan memberi berkat luar biasa yaitu kesadaran bahwa saya membutuhkan Dia, “I need Him”. Bahwa saya tidak mampu menanggung masalah dengan kemampuan diri saya sendiri, tapi hanya Tuhan yang mampu. Biarkan Tuhan yang menyelesaikan masalah-masalah itu, Dia Mahakuasa. Yang penting kita mau taat kerjakan bagian kita.

Di saat yang sulit, perhatikanlah orang lain

Teman-teman, pada dasarnya kita adalah makhluk berdosa yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. Meski pergumulan kita sendiri berat tapi Tuhan ingin agar kita tidak hanya memikirkan diri kita namun juga orang lain. Ayo, minta kepada Tuhan agar kita mempunyai hati yang peka untuk merasakan pergumulan yang sedang dialami oleh orang-orang di sekitar kita. “Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” (Filipi 2:4). Bagaimana caranya? Berdoalah untuk mereka, terus kalian bisa kirim pesan melalui sms atau whatsapp, “Halo, cuma mau bilang kalau saya mendoakan kamu dan masalahmu.” Kalau kamu terbeban lebih untuk membantu orang tersebut, lakukanlah. Hal-hal yang mungkin kita anggap kecil bisa dipakai Tuhan untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Penutup

Sampai juga nih di akhir sharing saya, saya mendorong agar teman-teman tidak kuatir akan apapun, serahkan semuanya kepada Tuhan, Dia lebih besar dari segala masalah kita. Berdoalah, kasih tahu Tuhan apa yang kita butuhkan dan jangan lupa untuk mengucap syukur atas jawaban yang Ia berikan. Kalau kalian melakukan hal ini, maka percayalah damai sejahtera Tuhan yang melebihi akal budi dan pengertian kita akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus (Filipi 4:6-7).

Oleh: SH

Image source: Unsplash

Quote of the day

Kita cenderung menggunakan doa kita sebagai upaya terakhir, tetapi Tuhan ingin itu menjadi garis pertahanan pertama kita.

Oswald Chambers