Nomor Satu

Nomor Satu

2 Maret – Pembacaan Alkitab hari ini diambil dari Markus 12:28-34

28 Lalu datanglah seorang guru agama mendengarkan percakapan antara Yesus dengan orang-orang dari golongan Saduki itu. Guru agama itu melihat bahwa Yesus sudah menjawab orang-orang itu dengan baik. Maka ia bertanya kepada Yesus, “Perintah manakah yang paling penting dari semua perintah?”

29 Yesus menjawab, “Perintah yang pertama, ialah: ‘Dengarlah, hai bangsa Israel! Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. 30Cintailah Tuhan Allahmu dengan sepenuh hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan seluruh akalmu dan dengan segala kekuatanmu.’ 31 Perintah kedua ialah: ‘Cintailah sesamamu, seperti engkau mencintai dirimu sendiri.’ Tidak ada lagi perintah lain yang lebih penting dari kedua perintah itu.”

32 Lalu guru agama itu berkata kepada Yesus, “Tepat sekali, Bapak Guru! Memang benar apa yang Bapak katakan: Tuhanlah Allah yang esa, dan tidak ada lagi Allah yang lain. 33 Dan manusia harus mencintai Allah dengan sepenuh hatinya, dan dengan seluruh akalnya serta dengan segala kekuatannya. Dan ia juga harus mencintai sesamanya seperti dirinya sendiri. Itu lebih baik daripada mempersembahkan kurban bakaran dan kurban-kurban lainnya kepada Allah.”

34 Yesus melihat bahwa guru agama itu sudah menjawab dengan baik sekali. Dan Yesus berkata kepadanya, “Engkau sudah hampir menjadi anggota umat Allah.”

Sesudah itu tidak seorang pun yang berani lagi mengajukan pertanyaan kepada Yesus.

Ayat kunci hari ini adalah dari Markus 12:28

Salah seorang ahli Taurat datang dan mendengar mereka berselisih satu dengan yang lain, dan melihat bahwa [Yesus] menjawab mereka dengan tepat, maka bertanyalah kepada-Nya, “Hukum manakah yang paling utama?

Sebagai penutup, mari kita renungkan pertanyaan ini

Apa saja hal-hal yang bersaing untuk kasih Anda, menginginkan tempat dalam hidup Anda yang dikhususkan bagi Tuhan saja?Sebutkanlah.Rencanakanlah untuk melepaskan itu semua. Dia layak!

Oleh:

Quote of the day

Sungguh benar bahwa mereka yang percaya kepada Tuhan tidak akan kecewa.

George Muller