Berkencan Dengan Bencana

Berkencan Dengan Bencana

9 Juni – Pembacaan Alkitab hari ini diambil dari Kejadian 3:1-8

1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” 2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, 3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” 4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, 5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” 6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. 7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. 8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.

Ayat kunci hari ini adalah dari Kejadian 3:6

Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya.

Sebagai penutup, mari kita renungkan pertanyaan ini

Hal apa sajakah yang sang musuh ulurkan kepada Anda yang terlihat indah dan menarik hati tetapi bertolak belakang dengan Firman Tuhan? Mintalah kepada Tuhan untuk menolong Anda untuk memilihNya—agar dapat “(meng)ecap dan (me)lihat, betapa baiknya TUHAN itu!” (Mzm 34:8)

Oleh:

Quote of the day

Kecuali saya memahami Salib, saya tidak dapat mengerti mengapa komitmen saya pada apa yang benar harus didahulukan dari apa yang saya sukai.

Ravi Zacharias