Sibuk

Sibuk

Sibuk?

Bekerja, mengurus rumah, pergi bersama teman-teman, pelayanan di gereja, waktu lembur di kantor, pergi berlibur, rentetan permintaan dan banyak hal lainnya membuat kita merasa letih dan kewalahan. Hidup di zaman seperti ini memaksa kita untuk bisa melakukan banyak hal dalam waktu yang bersamaan. Sungguh padat. Bisa dibilang bahwa kebutuhan, tanggung jawab dan ambisi kita jauh melebihi dari apa yang bisa tangani sehari-hari. Seakan-akan 24 jam satu hari itu tidak pernah cukup.

Sadar atau tidak, ada bahaya besar yang akan menyerang kehidupan kita yang begitu padat dan sibuk. Apakah yang akan terserang? Kehidupan rohani kita sedang dalam bahaya. Saat keseharian menjadi terlalu sibuk, yang terancam rusak dan hancur adalah jiwa kita sendiri. 

Kesibukan membuat manusia cenderung mudah untuk merasa tidak tenang, tidak sabar dan cepat untuk menjadi marah karena hal-hal kecil. 

Bagaimana dengan dinamika rohani? Manusia di dalam relasinya dengan Allah cenderung melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan dan tidak melakukan hal yang seharusnya dilakukan untuk Tuhan. 

Sebagai orang Kristen kita harus mengerti bahwa kehidupan yang terlalu sibuk dengan hal-hal yang tidak terlalu penting, sebagian besar disebabkan oleh diri kita sendiri yang terlalu sering berkata ya kepada banyak hal untuk kita lakukan. Kenapa terlalu sering berkata ya kepada banyak orang untuk melakukan ini dan itu? Dua alasan, yang pertama karena takut merasa ditolak oleh orang lain dan yang kedua adalah karena ingin orang lain untuk menyukai diri kita. Terlalu banyak hal-hal duniawi yang menyita banyak waktu kita dan membuat kita merasa sudah menjalani hidup yang produktif padahal sebenarnya pelahan-lahan kita kehilangan esensi dari tujuan yang Tuhan sudah tetapkan terjadi dalam hidup ini. 

Kesibukan juga dapat memunculkan satu kecenderungan untuk menjadi sombong dan terlalu percaya diri kepada kemampuan pribadi, bahkan ingin untuk membuktikan pada diri sendiri kalau kita sanggup. Coba jawab dua pertanyaan berikut ini untuk melihat apakah kita adalah orang yang sombong. 

Apakah saya mencoba untuk berbuat baik? Atau saya mencoba untuk membuat diri saya terlihat baik?

Lawan dari pada kesibukan yang berlebih bukanlah kemalasan tetapi mematikan kesombongan, menerima keterbatasan kita dan percaya kepada penyediaan Allah.

Mari sama-sama pikirkan, apakah yang sebenarnya Tuhan harapkan untuk kita lakukan dalam hidup yang hanya satu kali ini?

Untuk sebagian orang, kesempatan yang datang kepada mereka sering dilihat sebagai suatu keharusan. Berkata iya untuk melakukan hal ini, berkata iya untuk melakukan hal itu. Padahal mungkin hal-hal tersebut di luar dari kemampuan kita. Ujung-ujungnya kita malah sibuk dengan hal-hal yang Tuhan tidak minta untuk dilakukan. Seperti kehidupan Tuhan Yesus saat dia menjadi manusia, Dia tidak mencoba untuk melakukan semua hal, tapi Dia melakukan semua kehendak Bapa di surga. Tuhan Yesus mengerti prioritas-Nya dan dengan setia melakukannya. 

Dia dengan tegas, fokus kepada misi-Nya di dunia ini dan tidak terganggung oleh hal-hal kecil.

Jika seseorang sudah benar-benar men-Tuhankan Kristus dalam hidupnya, orang tersebut akan mengerti, hal-hal apa yang Tuhan ingin untuk dia lakukan. Kalau kita tidak peka terhadap hal ini maka kita dia akan bisa melayani Dia secara efektif. 

Jadilah seperti Maria, bukan Marta. Dalam Lukas 10:38-42, Tuhan Yesus memberikan satu nasihat tentang fokus dalam hidup ini. Pada ayat 42, Maria telah memilih bagian yang terbaik yang tidak akan diambil dari padanya. Persekutuan dengan Allah dalam firman dan doa adalah hal yang harus terus manusia kejar karena ini adalah anugrah rohani yang paling besar. Apakah kesibukan sehari-hari telah menggeser hal yang paling berharga dalam hidup kita? Kristus adalah satu-satunya sumber kelegaan yang sejati untuk beban dari setiap kesibukan hidup kita (Matius 11:28).

Jika saat ini kita merasa letih dan sangat sibuk, satu hal yang memberikan kesegaran bagi kehidupan kerohanian kita adalah ketaatan di dalam firman-Nya dan diam tenang di bawah kaki-Nya dalam doa. Kristus adalah satu-satunya yang kuat untuk menarik kita dari kesibukan-kesibukan hidup yang secara bertahap mengeringkan jiwa ini.

Persekutuan dengan Allah dalam firman dan doa adalah hal yang harus terus manusia kejar karena ini adalah anugrah rohani yang paling besar.
Oleh:

Quote of the day

Mereka tidak kehilangan apapun yang mendapatkan Kristus.

Samuel Rutherford