Ordo Salutis: Panggilan

Ordo Salutis: Panggilan

Sesi ini kita akan membahas mengenai panggilan. Panggilan membuka jalan terjadinya relasi dengan Allah yang sudah putus ketika manusia jatuh ke dalam dosa. Karena kasih-Nya, Allah masih berkenan untuk menyatakan diri-Nya, mengundang kembali manusia dengan memberinya kesempatan untuk berdamai kembali dengan-Nya. 

Kelahiran baru didahului oleh panggilan oleh Firman Allah seperti yang digambarkan di dalam kitab Yeh. 37:1-14. Perikop ini menceritakan pengalaman nabi Yehezkiel yang ditempatkan oleh Tuhan dalam suatu konteks dia berada di lembah yang penuh tulang-tulang manusia. Tulang-tulang ini melambangkan Israel yang sudah mati, tetapi kemudian Tuhan berkehendak untuk memberikan kehidupan lagi. Perhatikan bahwa meskipun sebenarnya Tuhan dapat saja langsung menghidupkan tulang-tulang itu kembali menjadi manusia, tetapi Tuhan menghendaki Yehezkiel untuk bernubuat kepada mereka. Setelah menerima Firman Tuhan, barulah tulang-tulang itu kembali hidup. Seperti ditegaskan di dalam 1Pet. 1:23 demikian “karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh Firman Allah, yang hidup dan yang kekal.” Ini adalah salah satu kunci penting di dalam kekristenan bahwa tidak ada manusia yang bisa kembali kepada Allah jika Dia tidak memanggilnya atau menyatakan diri-Nya dan Allah menyatakan diri-Nya melalui firman. 

Kebenaran ini sekaligus menepis segala teori bahwa manusia bisa datang kepada Tuhan dengan idenya atau usahanya sendiri. Konsep tentang Allah adalah asing bagi manusia karena Allah tidak ada bandingannya di dunia ini. Ketika sebagian orang lalu berkata bahwa mereka menemukan allah dengan usaha mereka sendiri, sebenarnya yang mereka temukan bukanlah allah yang sejati. Itu hanyalah suatu proyeksi dari pikiran mereka sendiri tentang Allah atau Allah dalam versi mereka sendiri. Itulah sebabnya muncul berbagai macam agama yang berbeda yang semuanya mengklaim dirinya adalah yang paling benar. Tetapi Allah yang sejati hanya dapat dikenal jika dan hanya jika Dia menyatakan diri-Nya melalui firman. Tidak ada orang bisa datang kepada Allah tanpa panggilan dari-Nya. 

Ada 2 jenis panggilan, yaitu panggilan eksternal dan internal. Panggilan eksternal adalah panggilan melalui penyampaian berita Injil. Di dalam banyak kejadian kita bisa melihat bahwa panggilan eksternal tidak secara langsung diikuti oleh panggilan internal yang diikuti oleh kelahiran baru (panggilan efektif). Banyak orang sudah mendengar berita Injil sejak lama, tetapi masih belum dilahirbarukan. Tetapi meskipun tidak setiap kali menghasilkan kelahiran baru, panggilan eksternal tetap saja menjadi proklamasi kasih Allah kepada orang-orang dunia. Firman Allah bagaikan pedang bermata dua akan selalu memisahkan orang-orang percaya yang akan menerima keselamatan dan orang-orang yang tidak percaya yang akan menerima penghakiman murka Allah. Firman Tuhan tidak akan pernah kembali dengan sia-sia. Yes. 55:11 “demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” 

Selain melalui Injil, panggilan eksternal juga bisa dilakukan melalui wahyu umum. Sebenarnya jika para ateis mau jujur dengan dirinya sendiri, ketika mereka melihat dunia ini, mereka bisa melihat bahwa ada sesuatu kekuatan yang besar yang ada dibaliknya. Suatu kekuatan yang mencipta dan memelihara. Seperti dikatakan di Roma 1:19-20 “apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.” Mereka tahu tapi menolak untuk percaya. Tetapi panggilan melalui wahyu umum ini tidak menyelamatkan. 

Panggilan eksternal yang menyelamatkan hanya datang melalui Injil Kristus Yesus. Tetapi panggilan ini tidak selalu menjadi panggilan efektif, yaitu panggilan yang menghasilkan pertobatan. Hanya Roh Kudus yang menerapkan Firman itu di hati manusia sehingga seseorang bisa bertobat. Firman yang disertai oleh Roh Kudus adalah syarat terjadinya panggilan efektif. Dan ini hanya terjadi pada orang-orang pilihan saja. Jadi karya keselamatan Allah terjadi, mutlak merupakan karya Allah sejak semula. Tidak ada bagian manusia sama sekali. Matius 22:14 menulis, “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih”. Ayat ini menunjuk suatu panggilan eksternal kepada banyak orang. Panggilan ini adalah tawaran keselamatan dalam Kristus Yesus bagi orang berdosa. Panggilan yang tulus dari Allah bagi manusia untuk menerima Kristus melalui iman dengan tujuan untuk memperoleh pengampunan dosa dan kehidupan kekal. Tetapi tidak semua yang dipanggil dipilih, melainkan hanya mereka yang sudah ditentukan untuk diselamatkan maka Roh Kudus akan hadir dan mengaplikasikan firman itu di hati mereka sehingga mereka bisa percaya.

Panggilan eksternal bersifat umum dan universal disampaikan kepada setiap bangsa di dalam sejarah waktu. Panggilan ini tidak membeda-bedakan apapun saja, tua-muda, kaya-miskin, pintar-kurang pintar, bangsa apa saja, dimana saja, kapan saja. Alkitab mengajarkan bahwa meskipun panggilan ini diberitakan kepada banyak orang, tetapi tidak semua orang akan berbalik. Tuhan Yesus jelas mengetahui siapa orang pilihan yang diberikan kepada-Nya, tetapi Dia tidak membatasi panggilan tersebut. Jadi tidak semua panggilan menghasilkan pertobatan. Panggilan Tuhan adalah panggilan yang tulus, bukan sekedar “basa-basi”. Melalui panggilan eksternal, Allah menyatakan diri-Nya, Allah yang berdaulat dan berkuasa. Ketika manusia berdosa, Allah tetap memiliki hak untuk menuntut ketaatan mutlak dari umat-Nya. Allah meneguhkannya dengan memberikan pengampunan atau menghukum orang berdosa.

Untuk direnungkan: Apakah saudara dan saya pernah mengalami panggilan seperti ini? Apakah Firman yang disampaikan menggerakkan hati saudara dan saya? Bagaimana respon anda?

Soli deo Gloria.

Oleh:

Quote of the day

Ketakutan terbesar kita seharusnya bukan dari kegagalan tetapi keberhasilan pada sesuatu yang tidak terlalu penting.

D. L. Moody