Ordo Salutis: Predestinasi

Ordo Salutis: Predestinasi

Predestinasi adalah salah satu doktrin yang penting di dalam kekristenan yang sering menjadi pokok pembahasan karena cukup menarik dan penuh misteri. Tetapi doktrin ini juga banyak disalah mengerti oleh banyak orang Kristen, sehingga kita harus lebih berhati-hati di dalam mempelajari doktrin ini. Jikalau tidak berhati-hati, maka kita akan memiliki pengertian yang salah akan doktrin ini, dan itu akan menjerat kita pada pengenalan yang salah akan Allah.

Mari kita terlebih dahulu melihat di dalam Efesus 1:5. Di dalam ayat ini dikatakan ,“Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya.” Ini adalah salah satu ayat di dalam Alkitab yang mengandung doktrin Predestinasi. Predestinasi pada dasarnya berarti Allah di dalam kekekalan telah memilih dari semua manusia, sebagian orang-orang yang akan diselamatkan, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya. Maka tentu sebagai konsekuensi logisnya, ada orang-orang yang tidak akan diselamatkan. Hal ini menyebabkan munculnya tuduhan yang mengatakan bahwa Tuhan tidak adil. Tuduhan ini sama sekali tidak benar.

Untuk dapat mengerti doktrin Predestinasi, kita perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:

Pertama, kita harus mengetahui bahwa tidak ada sesuatu yang jahat yang keluar dari Allah. Sebagai manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa, kita mudah dan sering memiliki pikiran yang jahat/jelek terhadap sesuatu, seseorang dan bahkan kepada Allah. Kita bisa berpikiran buruk terhadap apa saja dan siapa saja. Misalnya, seseorang yang suka berbohong, maka dia akan memiliki kecenderungan untuk mencurigai orang lain dan berpikir bahwa orang lain juga suka berbohong seperti dia. Maka dia akan sering ketakutan kalau-kalau dia dibohongi atau ditipu oleh orang lain. Tentu setiap orang akan selalu berjaga-jaga jangan sampai dibohongi atau ditipu, tetapi kecurigaan orang ini akan lebih besar daripada orang lain pada umumnya. Ini adalah salah satu karakter manusia yang selalu memproyeksikan sifat-sifatnya sendiri, pemikirannya sendiri, presaposisinya sendiri kepada orang lain. Dan lebih celaka lagi, presaposisi ini juga manusia pakai untuk memproyeksikan Allah. Karena presaposisi yang salah ini maka kita juga akan mengenal Allah yang salah, yaitu Allah yang jahat.

Kedua, di dalam Yesaya 55:8 disebutkan “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan.” Maka tentu saja kita tidak akan pernah bisa memahami sepenuhnya rencana Tuhan yang tinggi. Hanya sebagian yang diwahyukan kepada kita dan itu tidak membuat kita bisa mengerti Tuhan sepenuhnya seperti yang ditulis di dalam kitab Ulangan 29:29 “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita.” Maka tanggung jawab kita hanya sebatas pada yang dinyatakan kepada kita saja. Jangan mencoba mencari tahu apa yang disembunyikan bagi kita karena ini bisa menuju kepada kesesatan. Predestinasi adalah salah satu contoh yang baik untuk ini. Ketika kita memaksa untuk mengetahui bagian yang Tuhan sembunyikan ini, maka bisa menghasilkan suatu kesimpulan yang menyesatkan, contohnya seperti pemikiran bahwa Tuhan itu jahat, tidak adil, pilih kasih dan sebagainya. Tidak mungkin ini keluar daripada Tuhan. Seperti yang disebutkan sebelumnya, tidak ada yang jahat keluar dari Tuhan. Pikiran kitalah yang seringkali menyesatkan oleh sebab dosa kita sendiri. Sejauh bagian kita, percayalah bahwa Tuhan tahu apa yang Dia kerjakan dan janganlah kita menjadi sombong, menaikkan posisi kita seolah-olah kita tahu apa yang menjadi pikirkan-Nya, pertimbangan-Nya, dan bijaksana-Nya. Paulus berkata di dalam Roma 11:33-34, “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?”

Ketiga, Tuhan oleh kebaikan-Nya menghendaki semua orang untuk diselamatkan. Tidak mungkin Dia mencipta manusia hanya untuk dibinasakan. Firman Tuhan berkata di dalam 1 Timotius 2:4 bahwa Tuhanlah “yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan”. Tetapi ini bukan ketetapan-Nya, melainkan kehendak-Nya. Karena jika itu adalah ketetapan Tuhan, maka pasti terlaksana dan semua orang diselamatkan. Pada dasarnya Tuhan tidak menghendaki kehancuran orang fasik, melainkan pertobatan supaya ia hidup (Yeh. 33:11). Tetapi ketika Tuhan memanggil orang-orang fasik untuk kembali kepada-Nya, mereka tidak mau datang. Firman Tuhan: “Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau” (Mat. 23:37). Ini adalah dalam konteks Yerusalem, tetapi sampai sekarang masih tetap sama kejadiannya. Tuhan memanggil orang-orang untuk diselamatkan melalui pemberitaan Injil Yesus Kristus. Tetapi orang-orang fasik menolak panggilan ini. Maka mereka pada akhirnya dibinasakan karena keadilan Tuhan harus dijalankan.

Kesimpulannya, Predestinasi mengandung suatu misteri yang tidak bisa kita pahami sepenuhnya. Tetapi yang penting kita tanamkan dalam pikiran kita adalah bahwa Allah itu adalah kasih dan adil adanya.  Kedua atribut Allah ini tidak dapat dipisahkan. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa dan melawan Allah, pada saat yang sama manusia sudah memasuki suatu keadaan dimana dia sudah selayaknya dibinasakan. Ketika Allah berbelas kasihan dan mengampuni sebagian manusia, maka itu tidak membuat Allah harus mengampuni semua. Ketika orang berdosa dihukum oleh Allah, itu adalah suatu keadilan Allah yang ditegakkan karena orang berdosa layak dihukum. Allah tidak berhutang apa-apa kepada orang yang tidak diselamatkan karena memang mereka layak dihukum.

Ketika kita mengerti akan doktrin predestinasi dan menyadari bahwa Allah telah menganugerahkan keselamatan bagi kita, maka seharusnya kita bersyukur dan memuji Tuhan.

Soli Deo Gloria.

Oleh: AH
Oleh:

Quote of the day

Salib Kristus adalah rahasia kemenangan dari zaman ke zaman bagi gereja Tuhan yang sejati.

Stephen Tong